Batu Nisan

Posted by Unknown on 23.13



Demi fajar yang gumani aku syahdu subuh.
Demi mentari yang masih setia sambangiku dengan sinar.
Demi senja yang kirimiku mesra hari.
Demi kelam malam yang hujam azam pada hati yang seringnya temaram.
Demi saturnusuranus yang lagi-lagi kirimiku magis semangat menjejaki bumi.
Demi bulan yang masih bolehkanku kecup pijarnya pada gulita yang kuhirup.

Matamu..!!
Ya matamu.. Aku jijik...
Menatap sorotmu.
Pada bangkai-bangkai kalian yang akan aku ludahi.
Pada muka-muka lebam tanda kemunafikan

Kalian yang tak henti tertawa di belakang punggungku.
ada yang lucu?? tentunya aku tak bertanya..!! Entah.... apapun itu,..
Riuh tawa mereka semakin berisik bahkan menggaung.
Tapi tidak untuk kudengar. Tidak untuk kuturut. Tidak untuk kunikmati.
Lebih tepatnya .. Aku tak Perduli...

Dan kini pun agaknya aku mulai bisa tak peduli.
Apa-apa yang di sekelilingku, bukan urusanku.
Apa-apa yang terjadi, tak aku pikiri.
Apa-apa yang mereka kata, terserah saja.
Tampaknya begini lebih baik.

Dan aku diam kala ada yang menangis di depanku.
Dan aku bisu kala ada yang merajuk padaku.
Dan aku patung kala ada keluh-kesah sambangi mataku.
Mungkin aku membatu... ya aku batu.. “ Batu Nisan “

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site