Kemarin Saya di sini, di salah satu sudut ini

Posted by Unknown on 16.50





Kemarin saya di sini, di salah satu sudut ini. Ditemani alunan lagu yang sayup-sayup terdengar. Duduk bersandarkan bantal bantal nyaman. Dengan pelengkap secangkir susu coklat hangat. Saya tersenyum.

Sekarang saya disini. Dengan musik yang sama. Hanya saja tanpa tumpukan bantal. Tanpa susu coklat hangat. Meringkuk. Tidak tersenyum, tapi menangis. berbaur antara perasaan sedih dan takut yang entah datang darimana, dan sedikit menertawakan apa yang saya lakukan sekarang.

Menertawakan saya yang meratapi apa yang pergi. Saya yang merengek meminta semua tetap baik-baik saja, padahal saya tahu pasti keadaan tidak bisa dipaksakan sesuai keinginan saya. Saya yang memohon meminta sesuatu dari seseorang yang tidak bisa memberi apa yang saya mau. Menertawakan saya yang memaksakan kehendak tanpa memikirkan orang lain.

Ya, saya sekarang tertawa. Menertawakan ketakutan ini..

Hey,... tapi yang terpenting saya sekarang mesti sadar. Sadar kalau tidak semua yang saya inginkan bisa saya dapatkan. Sadar bahwa merengek itu hanya untuk anak kecil yang tidak tahu cara lain mendapatkan apa yang diinginkannya. Dan yang terpenting, saya sadar kalau ada Sang Maha Sempurna yang telah merencanakan semuanya dengan skenarionya yang paling indah untuk saya.

Saya harus kembali berjalan. Perlahan, dengan dada tegap, dengan sunggingan senyum di wajah saya. Langkah ini mesti pasti. Saya harus cari cahaya terang di balik semua kegelapan ini. Ya, cahaya di ujung sana, dan kesanalah sekarang saya mesti melangkahkan kaki ini.

Hingga nanti saya akan namakan sudut ini sudut tersenyum, Karena tidak akan ada lagi air mata yang jatuh di sudut ini...

di playlist memutar lagu Irwansyah – Tinggalkan Aku

for you "yang disudut itu"

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site