Lembaran-lembaran yang telah kusam

Posted by Unknown on 02.30




Lembar-lembar kusam itu tak lagi kubaca. Terlalu tebal.
Padahal darinya aku tahu tentang kisahmu.
Tentang asalmu dan bagaimana kau tumbuh menjadi pribadi yang tak hanya mengagumkanku,
tetapi juga mengagumkan banyak orang.
Engkau lahir dari nasab yang baik.
Ditempa dengan alami menurut skenario yang paling indah di muka bumi.

Dunia, tahta dan wanita pernah ditawarkan kepadamu.
Namun, engkau menolaknya mentah-mentah.
Engkau lebih memilih tidur di tikar yang membekaskan garis di perutmu.
Engkau lebih memilih mengganjal perutmu dengan batu ketika lapar datang.
Tak seperti kami yang selalu berebut untuk memiliki semuanya.
Hingga kadang saudara sekalipun serasa tak dikenalnya.
Engkau menambal sendiri bajumu yang robek.
Juga membantu urusan dapur istrimu.
Hal yang mungkin tak pernah atau jarang dilakukan oleh suami zaman sekarang.

Alangkah bahagianya diri ini jika aku dapat bersua denganmu.
Mungkin air mata ini akan menetes karena melihat pancaran wajahmu.
Engkau mencintai umatmu melebihi cintamu pada keluargamu dan dirimu sendiri.
Namun, sayangnya umatmu ini sering tak mendengar dan menuruti nasihatmu.
Terlalu sering kami mengacuhkan lembar-lembar kusam itu,
yang diwahyukan kepadamu untuk kami baca.

Ahh…pada akhirnya. Aku ingin kembali mengenalmu. Sedetail-detailnya.
Menerjemahkan rinduku yang masih menjadi mozaik-mozaik tak beraturan.
Rindu yang masih samar.
Dan biarkan aku jatuh cinta.

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site