ALIRAN Sungai Citarum sepanjang puluhan kilometer dari kawasan Kec. Kertasari hingga Kec. Majalaya, Kab. Bandung menyimpan potensi alam yang menarik dengan banyak terdapat bebatuan besar.
Di kawasan yang sama juga terdapat pepohonan yang menunjukkan keasrian. Meski sejumlah titikhulu sungai terlihat mengalami kerusakan akibat aktivitas warga.
Untuk mengenalkan kawasan hulu Sungai Citarum sebagai kawasan objek wisata edukasi, sejumlah aktivis melakukan wisata arung jeram di hulu sungai tersebut. Mulai dari kawasan Kp./Desa Cikawao, Kec. Pacet hingga Kp. Radug, Desa Wangisagara, Kec. Majalaya, Kab. Bandung. Jalur lintasan yang mereka lalui tidak kurang dari 3 km.
"Arung jeram di Sungai Citarum sepanjang 3-4 km dari Kp. Cikawao hingga Kp. Radug itu memakan waktu 2 jam," kata aktivis lingkungan Kab. Bandung, Hendra Ekalaya Oktora yang diiyakan rekannya, Ahmad Ali Nurdin kepada "GM", Kamis (26/12).
Menurut Hendra, kegiatan ini bertujuan mengenalkan potensi Sungai Citarum kepada masyarakat luas. "Aliran Sungai Citarum di bagian hulu sangat potensial untuk dijadikan sarana arung jeram," katanya. Alirannya masih asri dan cukup deras. "Masih banyak bebatuan besarnya," katanya.
Daya tarik
Bebatuan besar menjadi daya tarik sebagai rintangan dalam arung jeram. "Namun keindahahan lokasi ini belum banyak terekspos ke publik. Meski sejumlah pihak sempat melakukan aktivitas arung jeram dari kawasan Pacet hingga Majalaya," katanya.
Arung jeram di aliran Sungai Citarum itu bagian dari upaya kampanye lingkungan terhadap masyarakat luas. Selain menjaga lingkungan agar tetap bersih, diharapkan Sungai Citarum bebas pencemaran limbah cair industri tekstil. "Dengan gerakan ini, diharapkan semua pihak peduli terhadap kelestarian Sungai Citarum," katanya.
Aliran Sungai Citarum yang bisa digunakan arung jeram itu, mulai dari kawasan Desa Sukarame, Kec. Pacet hingga Kp. Radug yang bisa dilanjutkan ke arah Majalaya. "Namun arung jeram hanya dilakukan saat aliran sungai deras atau setelah turun hujan. Saat musim kemarau tidak bisa digunakan arung jeram," katanya.
Untuk digunakan arung jeram, minimal kedalaman sungai harus 1,3 meter atau lebih. "Untuk saat ini, aliran sungai lagi bagus untuk arung jeram," katanya.
Sebagai kelengkapan arung jeram, aktivis lingkungan di Kab. Bandung sudah memiliki perahu karet. Namun peralatan ini belum lengkap. "Masih kekurangan pelampung dan yang lainnya," katanya.
Ditambahkan Ahmad Ali Nurdin, aliran Sungai Citarum juga bisa dimanfaatkan untuk jalur transportasi. Mulai dari Sapan, Desa Rancakasumba hingga Dayeuhkolot.
"Transportasi sungai digunakan itu menghindari kemacetan lalu lintas. Jika sungai dimanfaatkan untuk hal ini mungkin warga akan peduli lebih untuk menjaga kebersihan sungai," katanya.
Menurutnya, kebersihan Sungai Citarum merupakan tanggung jawab bersama. "Untuk itu, jangan kotori Sungai Citarum karena menjadi sumber kehidupan bersama," katanya.
Harian GALAMEDIA jumat, 27 desember 2013
http://www.klik-galamedia.com/aktivis-lingkungan-gelar-arung-jeram-di-sungai-citarum
0 komentar:
Posting Komentar